Langsung ke konten utama

Makanan 'Wong Ndeso' omzet Miliaran Rupiah

Hanya dari keprihatinan dan kepedulian akan makanan lokal yang tidak banyak dilirik tercipta potensi bisnis yang menggiurkan, makanan olahan singkong yang sangat bisa bersaing dengan makanan olahan Impor.

Ini yang dinyakini Firmansyah Budi yang lulusan Sarjana Hukum, dengan modal awal Rp. 200.000,- dan gerobak pinjaman ibunya mulailah membangun bisnis makanan singkong atau ketela (cassava) dengan bemdera Tela Krezz (singkong goreng berbumbu).

Kenyakinannya akhirnya terjawab, sekarang ini ia memiliki ratusan mitra Tela Krezz dan 60 karyawan langsung belum termasuk yang outsourcing dengan Omzet yang menggiurkan.

Semangat inovasinya mengembangkan pangan singkong bukan hanya sebatas Tela Krezz, ia juga mengembangkan produk Tela Cake semacam brownies dari singkong, kue Bika Ambon, Bak Pia, Keripik Singkong dan lainnya.

Firmansyah beranggapan mengolah makanan seperti singkong yang sudah terlanjur dipandang sebagai makanan 'ndeso' memang perlu upaya keras. Konsep makanan Tela ia kembangkan dengan membuat makanan singkong lebih modern dan menarik.

Seperti halnya penggunaan Tela Cake dan bukan Brownies adalah upaya untuk merubah mindset makanan wong ndeso ini menjadi modern, karna makanan itu kebiasaan. Jadi perlu rubah mindset dari konsumen Indonesia.

Dalam menunjang pemasaran, Firmansyah sengaja memasarkan Tela cake dengan konsep oleh-oleh asli Yogyakarta. ini mpenting untuk memperkuat image Tela cake sebagai makanan khas, meski ada rencana memasarkan produk tersebut ke pasar ritel umum dengan merk berbeda.

Penjualan saat ini 1000 - 1500 paket Tela Cake yang dibandrol hingga Rp. 28.000,- tentunya sudah terbayang berapa omzet dari Firmansyah hanya dari menjual brownies ala singkong tersebut, belum termasuk produk Tela Krezz yang lebih dahulu ia kembangkan.

Pada tahun 2009, ia juga mengembangkan produk olahan kakao menjadi makanan coklat yang lezat dan menarik. Dan di bentuk divisi khusus di Tela Corporation yang menjadi bendera resmi usahanya. keinginan mengembangkan produk coklat, kurang lebih sama dengan kegusarannya terhadap produk pangan impor, padahal kita penghasil kakao dan singkong yang di perhitungkan dunia.

Menurut Firmansyah, dengan pemberdayaan pangan lokal serapan tenaga kerja lokal semakin tinggi misalnya jika singkong dikembangkan maka berapa banyak petani yang bisa hidup. Berapa banyak kuli panggul yang bekerja, berapa banyak pekerja pemotong singkong yang terserap.

Meskipun dengan idealisme yang tinggi, inovasi serta keuletan hasilnya tak gigit jari, usahanya yang dirintis sejak 2006 sudah membuahkan hasil yang sangat fantastis dan Firmansyah pun merupakan salah satu finalis Wirausaha Mandiri.


sumber dari detikFinance by Suhendra




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Siapa Presiden ku Thn 2014

Tak Lama Lagi Indonesia akan mengukir Sejarah, siapakah Presiden ku yang ke 7 Paling ngampang dan cepat adalah Pria atau Wanita? Saat-saat sekarang hampir setiap hari di semua Media pasti membahas masalah ini, baik itu dari para Pakar atau Pejabat sampai pembicaraan di Warung kopi... siapa yang PAS untuk jadi Presiden dari Partai mana dan ber kolabolasi dengan siapa, di dukung siapa saja dan bla... bla... Penulis disini ingin Curhat selain membahas siapa calon Presiden adalah apa yang akan di lakukan Presiden terpilih nantinya lalu seberapa cakap memimpin Bangsa ini ya itu juga seberapa BERSIH beliau yang terpilih?   Pertama-tama dari beberapa bulan terakhir munculah beberapa nama dengan dukungan katakan swasembada masyarakat umumnya... karna gerakan ini muncul  / ada berkat hasil kerja beliau-beliau selama ini. Dukungan Masyarakat luas ini tidak tanggung-tanggung , mereka siap membuat berbagai alat promosi dari kantong sendiri baik dari seleb...

Mobil Balap Listrik karya anak bangsa

Saat kontes modifikasi di ajang Autoblackthrough 2010 menjadi salah satu tolak ukur kreatifitas anak bangsa, dengan tampilnya "Aballs" yang menjadi pemenang kontes modifikasi ini. Dari segi tampilan mobil ini sangat menarik dengan memadukan nuansa fuituristik dengan semangat racing dalam balutan tubuh yang terbuat dari Carbon, Tehnologi yang di usung mobil ini pun sudah sedemikian maju. Dengan dapur pacu mobil ini sudah memanfaatkan tenaga listrik untuk menggerakkan seluruh rodanya. Motor listrik tipe 3-phase AC Induction Motor mampu memuntahkan tenaga hingga 52 hp dengan torsi maksimum mencapai 156 Nm, sementara mobil listrik lain yang di aplikasi mobil ini mampu menyumbangkan tenaga hingga 60 hp. Motor listrik yang di gendong Aballs itu mendapat suplai tenaga dari baterai lithium ion yang kemudian dikawinkan dengan transmisi manual lima percepatan. Hebatnya lagi, dapur pacu mobil listrik ini ternyata asli buatan anak bangsa, perusahaan audio Alpine sengaja bekerja sama deng...

Sapu Angin 1 bisa menempuh 1000 km/liter

Bayangkan hasil karya anak bangsa ini berhasil di terapkan jadi tranportasi massal Indonesia maka berapa banyak penghematan yang bisa kita dapatkan dengan 1 liter bensin mampu mencapai 1000 km. Awalnya dari keikutsertaan mahasiswa ITS ke ajang kompetisi kendaraan hemat energi Shell Eco-Marathon (SEM) Asia tahun lalu, dimana Indonesia hanya berhasil menyabet dua penghargaan bergensi lewat Sapu Angin 2 yakni gelar juara umum (Grand prize) pada kendaraan berbahan bakar bensin (Gasoline Fuel Award) dan juara pertama untuk kelas Urban berbahan bakar bensin dengan mesin internal combustion yang mampu menempuh 238 km dengan satu liter bensin. Pencapaian 238 km/liter inipun mampu mengalahkan rekor SEM Amerika dikategori yang sama oleh tim Mater Del, Canada dengan memperoleh 184 km/liter. Dengan perbaikan dan penyempurnaan dari mobil Sapu Angin yang mengikuti kompetisi tahun lalu, Tim ITS optimis memenangkan ajang SEM Asia 2011 di Malasia dengan peluncuran Sapu Angin 1, 2 dan 3. Tahun lalu ajan...