Lembaran baru di Indonesia di awali dengan tepilihnya Pasangan Jokowi - A Hok sebagai Gubernur DKI , sukar di mengerti kenapa pasangan dengan suara minus mampu mengalahkan pasangan Foke yang notabene tak terkalahkan karena status sebagai Gubernur yang aktif dan dukungan Power Full dari hampir seluruh partai di Indonesia.
Apakah ini pertanda rakyat atau pemilih di DKI sudah semakin pinter dalam memilih calon Pemimpin mereka atau hanya ingin perubahan yang signifikan sejak ke pemimpinan bang Ali Sadikin?
Jujur angin segar ini benar-benar memacu smangat dan kepemimpinan yang merakyat... saat ini ibukota perlu 1 kepemimpinan sejati yang pro rakyat dan bisa membaur dengan rakyat sehingga nanti bisa menyelami hati dan kemauan rakyat serta bisa mengajak rakyatnya ber sinergi membangun kota Jakarta.
Tak akan pernah besar kalau Pemimpin dan yang di pimpin saling berjauhan atau saling menonton tapi dengan ber sinergi maka di thn 2014 bukan mustahil Jakarta menjadi Ibukota penuh warna yang sangat di dambakan.
Lantas kenapa begitu dashyat dan me wabah begitu pasangan ini di kukuhkan Quick count sebagai Gubernur terpilih ? Ooh ternyata ini semata-mata gambaran kemenangan rakyat diatas segala-galanya, boleh roda politik bergulir... dengan sgala progandanya, tapi akhirnya hati dan sanubari tak mungkin di arahkan atau di atur siapapun, dan suara rakyat atau people power benar terbukti keampuhannya. Saat persatuan dan Kesatuan maka apapun bisa di kalahkan, ini harus di ingat dan di angungkan sebagai Way of Life ke ruang lingkup yang lebih besar bagaimana menjaga Keutuhan dan kokohnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kembali cerita bergulir... dimana Jokowi dan A Hok langsung bekerja setelah di lantik dan menunjukan keseriusan janji kampanye dengan mendatangi atau sidak ke berbagai tempat dalam melihat, mengumpulkan bukti otentik bagaimana kerja bawahan dan permnasalahan di tempatnya ber mula.
Penulis sangat terusik melihat 3 hal besar selama pemilihan hingga terpilihnya Gubernur baru DKI :
1. Begitu keluar pengumuman Quick Count yang menyatakan Pasangan Jokowi - A Hok memenangi
pemilihan Gubernur DKI, pa Foke sebagai lawan juga Gubernur sebelumnya dengan sangat anggun dan
elegan langsung memberikan ucapan selamat dan mengingatkan semua pendukungnya untuk menahan diri
hingga saat keputusan dari KPU , ini hal yang langkah di kancah per politikan Indonesia dan pembuktian
kematangan seorang pemimpin yang berjiwa besar.
2. A Hok yang menjadi pasangan Jokowi yang juga warga negara keturunan dan untuk pertama kalinya tampil dan terpilih memimpin DKI sebagai wakil Gubernur DKI, ini hasil pembauran yang sangat luar biasa dan menjadi bukti nyata per politikan di NKRI semakin dewasa dan sangat terbuka bagi semua warga negaranya tanpa melihat latar belakang, suku bangsa, tapi sebagai putra bangsa yang mampu itulah yang se pantasnya memimpin bangsa ini.
3. Salah satu statement Jokowi di minggu pertama setelah di lantik mengusulkan untuk mengganti atau meremajakan seluruh armada angkutan massal terutama Kopaja dan Metromini yang menjadi angkutan ibukota Metropolitan tapi sangat tidak bersahabat , sangat tua, juga tidak nyaman dan aman.
Bagaimana dengan sarana angkutan massal yang tidak sepandan tapi kita mengharapkan bisa ber kontribusi dalam mengurangi kemacetan di ibukota negara? Bahkan beliau katakan dari beliau pernah ke Jakarta hingga sekarang terpilih kok masih yang ini-ini juga..??
Kita boleh berbeda pendapat tapi penulis melihat dalam 1 minggu pasangan Jokowi - A Hok sudah menunjukan semangat dan kemauan yang keras membenahi kota Jakarta di sertai program ter tata dan percepatan yang langsung di tindak lanjuti tanpa banyak komentar dan perencanaan yang berlarut-larut. Sesuai janji saat kampanye dalam 100 hari ke depan sejak pelantikan sudah harus kelihatan adanya perubahan kota Jakarta yang nyata sebagai hasil kerja percepatan pasangan Gubernur baru ini.
Sebagai renungan penulis teringat ajaran Ki Hadjar Dewantara di SD pelajaran Sejarah dengan ajaran nya " Tut Wuri Handayani " yang mirip dengan apa yang pa Gubernur baru terapkan :
Ing Ngarso Sun Tulodo artinya Ing ngarso itu didepan / dimuka, Sun berasal dari kata Ingsun yang artinya saya, Tulodo berarti tauladan. Jadi makna Ing Ngarso Sun Tulodo adalah menjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan bagi orang - orang disekitarnya
Ing Madyo Mbangun Karso, Ing Madyo artinya di tengah-tengah, Mbangun berarti membangkitan atau menggugah dan Karso diartikan sebagai bentuk kemauan atau niat. Jadi makna dari kata itu adalah seseorang ditengah kesibukannya harus juga mampu membangkitkan atau menggugah semangat . Karena itu seseorang juga harus mampu memberikan inovasi-inovasi dilingkungannya dengan menciptakan suasana yang lebih kodusif untuk keamanan dan kenyamanan
Tut Wuri artinya mengikuti daontent ='ri belakang dan handayani berati memberikan dorongan moral atau dorongan semangat. Sehingga artinya Tut Wuri Handayani ialah seseorang harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang
Akhir kata, mari kita berikan ruang seluas-luasnya untuk pasangan Gubernur terpilih bekerja, berkarya tanpa banyak komentar dan kawal ketat setiap pelaksanaan dalam 100 hari pertama. Jakarta di usia sekarang kembali tampil fenonema akan menjadi pintu gerbang NKRI sebagai kota Metropolitan yang nyaman, aman, dan dambaan baik rakyat maupun Wisatawan bahkan Investor siap antri menjadi bagian dari Negara tercinta Indonesia. Langkah kecil dari ibukota me wabahkan perubahan hingga ke seluruh pelosok tanah air dan menjadi titik tolak calon pemimpin daerah lainnya yang akhirnya ber sinergi mendapatkan sosok RI 1 mendatang yang akan membawa Indonesia ke kancah International, bersanding dan sejajar dengan Negara super power saat ini
Apakah ini pertanda rakyat atau pemilih di DKI sudah semakin pinter dalam memilih calon Pemimpin mereka atau hanya ingin perubahan yang signifikan sejak ke pemimpinan bang Ali Sadikin?
Jujur angin segar ini benar-benar memacu smangat dan kepemimpinan yang merakyat... saat ini ibukota perlu 1 kepemimpinan sejati yang pro rakyat dan bisa membaur dengan rakyat sehingga nanti bisa menyelami hati dan kemauan rakyat serta bisa mengajak rakyatnya ber sinergi membangun kota Jakarta.
Tak akan pernah besar kalau Pemimpin dan yang di pimpin saling berjauhan atau saling menonton tapi dengan ber sinergi maka di thn 2014 bukan mustahil Jakarta menjadi Ibukota penuh warna yang sangat di dambakan.
Lantas kenapa begitu dashyat dan me wabah begitu pasangan ini di kukuhkan Quick count sebagai Gubernur terpilih ? Ooh ternyata ini semata-mata gambaran kemenangan rakyat diatas segala-galanya, boleh roda politik bergulir... dengan sgala progandanya, tapi akhirnya hati dan sanubari tak mungkin di arahkan atau di atur siapapun, dan suara rakyat atau people power benar terbukti keampuhannya. Saat persatuan dan Kesatuan maka apapun bisa di kalahkan, ini harus di ingat dan di angungkan sebagai Way of Life ke ruang lingkup yang lebih besar bagaimana menjaga Keutuhan dan kokohnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kembali cerita bergulir... dimana Jokowi dan A Hok langsung bekerja setelah di lantik dan menunjukan keseriusan janji kampanye dengan mendatangi atau sidak ke berbagai tempat dalam melihat, mengumpulkan bukti otentik bagaimana kerja bawahan dan permnasalahan di tempatnya ber mula.
Penulis sangat terusik melihat 3 hal besar selama pemilihan hingga terpilihnya Gubernur baru DKI :
1. Begitu keluar pengumuman Quick Count yang menyatakan Pasangan Jokowi - A Hok memenangi
pemilihan Gubernur DKI, pa Foke sebagai lawan juga Gubernur sebelumnya dengan sangat anggun dan
elegan langsung memberikan ucapan selamat dan mengingatkan semua pendukungnya untuk menahan diri
hingga saat keputusan dari KPU , ini hal yang langkah di kancah per politikan Indonesia dan pembuktian
kematangan seorang pemimpin yang berjiwa besar.
2. A Hok yang menjadi pasangan Jokowi yang juga warga negara keturunan dan untuk pertama kalinya tampil dan terpilih memimpin DKI sebagai wakil Gubernur DKI, ini hasil pembauran yang sangat luar biasa dan menjadi bukti nyata per politikan di NKRI semakin dewasa dan sangat terbuka bagi semua warga negaranya tanpa melihat latar belakang, suku bangsa, tapi sebagai putra bangsa yang mampu itulah yang se pantasnya memimpin bangsa ini.
3. Salah satu statement Jokowi di minggu pertama setelah di lantik mengusulkan untuk mengganti atau meremajakan seluruh armada angkutan massal terutama Kopaja dan Metromini yang menjadi angkutan ibukota Metropolitan tapi sangat tidak bersahabat , sangat tua, juga tidak nyaman dan aman.
Bagaimana dengan sarana angkutan massal yang tidak sepandan tapi kita mengharapkan bisa ber kontribusi dalam mengurangi kemacetan di ibukota negara? Bahkan beliau katakan dari beliau pernah ke Jakarta hingga sekarang terpilih kok masih yang ini-ini juga..??
Kita boleh berbeda pendapat tapi penulis melihat dalam 1 minggu pasangan Jokowi - A Hok sudah menunjukan semangat dan kemauan yang keras membenahi kota Jakarta di sertai program ter tata dan percepatan yang langsung di tindak lanjuti tanpa banyak komentar dan perencanaan yang berlarut-larut. Sesuai janji saat kampanye dalam 100 hari ke depan sejak pelantikan sudah harus kelihatan adanya perubahan kota Jakarta yang nyata sebagai hasil kerja percepatan pasangan Gubernur baru ini.
Sebagai renungan penulis teringat ajaran Ki Hadjar Dewantara di SD pelajaran Sejarah dengan ajaran nya " Tut Wuri Handayani " yang mirip dengan apa yang pa Gubernur baru terapkan :
Ing Ngarso Sun Tulodo artinya Ing ngarso itu didepan / dimuka, Sun berasal dari kata Ingsun yang artinya saya, Tulodo berarti tauladan. Jadi makna Ing Ngarso Sun Tulodo adalah menjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan bagi orang - orang disekitarnya
Ing Madyo Mbangun Karso, Ing Madyo artinya di tengah-tengah, Mbangun berarti membangkitan atau menggugah dan Karso diartikan sebagai bentuk kemauan atau niat. Jadi makna dari kata itu adalah seseorang ditengah kesibukannya harus juga mampu membangkitkan atau menggugah semangat . Karena itu seseorang juga harus mampu memberikan inovasi-inovasi dilingkungannya dengan menciptakan suasana yang lebih kodusif untuk keamanan dan kenyamanan
Tut Wuri artinya mengikuti daontent ='ri belakang dan handayani berati memberikan dorongan moral atau dorongan semangat. Sehingga artinya Tut Wuri Handayani ialah seseorang harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang
Akhir kata, mari kita berikan ruang seluas-luasnya untuk pasangan Gubernur terpilih bekerja, berkarya tanpa banyak komentar dan kawal ketat setiap pelaksanaan dalam 100 hari pertama. Jakarta di usia sekarang kembali tampil fenonema akan menjadi pintu gerbang NKRI sebagai kota Metropolitan yang nyaman, aman, dan dambaan baik rakyat maupun Wisatawan bahkan Investor siap antri menjadi bagian dari Negara tercinta Indonesia. Langkah kecil dari ibukota me wabahkan perubahan hingga ke seluruh pelosok tanah air dan menjadi titik tolak calon pemimpin daerah lainnya yang akhirnya ber sinergi mendapatkan sosok RI 1 mendatang yang akan membawa Indonesia ke kancah International, bersanding dan sejajar dengan Negara super power saat ini
Komentar